Selasa, 16 Juni 2009

PKS MENCARI KEKUASAAN


Ditulis Oleh Sab'an Yousuf
20-05-2009,
Tiga pasangan Capres-Cawapres telah dideklarasikan; JK-Wiranto, SBY-Boediono, Megawati-Prabowo. Juli mendatang, rakyat Indonesia akan diberi kesempatan memilih pemimpinnya secara langsung.

Terpilihnya Boediono sebagai Cawapres dari partai Demokrat sempat membuat galau partai sekutunya yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai yang berhaluan Islam ini sempat mengancam akan membangun poros alternatif serta akan mengalihkan dukungan jika partai Demokrat tidak memenuhi aspirasi.

Menlejitnya perolehan suara PKS pada pemilu 2004 membuat partai ini merasa layak diperhitungkan dalam kancah pemilihan Presiden kali ini. Paling tidak ada dua kandidat Cawapres unggulan dari partai PKS nama Hidayat Nur Wahid dan Presiden PKS Tiffatul Sembiring sempat muncul ke permukaan. Partai ini pula lah yang nampak ambisius mengincar kursi wakil Presiden.

Ada suatu perubahan yang mengundang harapan besar, inilah partai yang berkarakter, inilah partai yang memiliki "Value" memiliki kedaulatan dan kehormatan. Kurang lebih begitulah gaung para elit PKS dalam kampanyenya.

Namun apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, sungguh sangat disayangkan oleh banyak pihak, tak terkecuali partisipan dan para kader partai ini. PKS menyampaikan pesan yang tak ada bedanya dengan partai-partai lain: Kekuasaan, Kekuasaan dan Kekuasaan. Ekses dari ambisinya terhadap kekuasaan yang begitu besar nyaris membuat perahu politik yang dinakhodai para Alumnus Timur Tengah ini oleng dan kandas di semak-semak demokrasi.

Dalam pandangan pengamat politik Yudi Latief, kembalinya PKS kepangkuan SBY sungguh merupakan antiklimaks yang sangat memalukan. PKS yang selama ini menggembor-gemborkan simbol, nilai, moral dan subtansinya ternyata hanya gertak sambal. Semula PKS menggertak Golkar agar tak bergabung lalu mengutuk Boediono. Ternyata gertak dan kutukan itu hanya sekadar cara untuk mencari kekuasaan.

Sebagai partai Islam (posisi ediologis kanan berdasarkan kategori yang dibuat Arend Lijphart), gerakan partai politik ini selalu mengundang kekhawatiran. Sebagian kalangan bahkan menuding PKS menyimpan "Hidden Agenda".

Dalam konteks perpolitikan Tanah Air paling tidak kita bisa mencermati Empat Point Negatif dalam gerakan berselubung partai PKS sejak partai ini didirikan 20 juli 1998 (saat itu masih bernama Partai Keadilan) hingga pada pemilu kali ini, yaitu:

1. Pengelabuan terhadap publik.
Pada pemilu 1999 (masih bernama Partai Keadilan) PKS adalah partai yang berhaluan Islam "Kanan" yang kurang mendapat respons dari publik. Perolehan suara yang hanya sebesar 1.5 persen dalam pemilu 1999, dan tak lolos dalam Electoral threshold, menuntut para elit partai untuk mengubah haluan politiknya dan menuntut untuk terus melakukan upaya pencitraan secara intensif bahwa PKS adalah partai yang kian lama kian moderat dan nasionalis. Dalam konteks ini sesungguhnya PKS bukanlah partai yang berhaluan moderat tapi partai yang di moderat-moderatkan.

2. Partai yang paling aktif mencitra-negatifkan partai lain dengan mengatasnamakan moral. Yang menjadi sasaran tembak partai ini adalah partai yang berhaluan Nasionalis. Padahal dalam realitas politiknya PKS memiliki muara yang sama dengan partai-partai lain yaitu: Kekuasaan, Kekuasaan dan Kekuasaan.

3. Ambisi terhadap kekuasaan yang cukup tinggi.
PKS adalah partai yang paling ngebet untuk dipinang oleh partai Demokrat sebagai Cawapres, namun bagai katak merindukan bulan ternyata SBY justru memilih Boediono dari golongan putih (non partai). Haluan politik yang ditempuh partai Demokrat semakin membuat geram PKS. Gertak PKS untuk membangun poros alternatif justru hanya akan menghancurkan citra PKS di mata publik. Apalagi partai yang kental dengan nuansa eksklusif religius ini harus mengalihkan dukunganya pada partai lain. Upaya mengalihkan dukungan pada partai lain justru membuat PKS kehilangan arah moral dalam berpolitik ibarat partai Malaikat mendukung partai Iblis.

4. Cenderung emosional dalam membuat statement politik.
Sikap PKS yang tegas mengancam partai Democrat jika SBY tetap duet dengan Golkar alasannya adalah JK menciderai koalisi dan kali ini mengancam lagi terhadap penolakan dipilihnya Boediono sebagai Cawapres. Sikap plin-plan PKS justru menyeret partai ini pada titik kritis. Ada integritas moral yang terus dipertanyakan. Ada kekecewaan yang begitu dalam di tingkat akar rumput yang selama ini begitu bangga dengan citra PKS. Kedepan PR partai ini semakin berat dan berdampak cukup negatif pada pemilu yang akan datang.

Minggu, 14 Juni 2009

Islamnya Napoleon Bonaparte

Dari : http://www.kebunhikmah.com/article-detail.php?artid=56
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.

Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.

Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.

Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.

Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?

Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.

"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"

"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."


"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?" (Lihat Kejadian 19:30-38)

"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."


"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."

Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."


"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."

Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."


"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."

Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab (Injil). Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran daripada Alkitab (Injil), juga semua cerita yang melatar belakanginya.


Referensi :
1. Memoirs of Napoleon Bonaparte by Louis Antoine Fauvelet de Bourrienne edited by R.W. Phipps. Vol. 1 (New York: Charles Scribner's Sons, 1889) p. 168-169.
http://chnm.gmu.edu/revolution/d/612/
2. 'Napoleon And Islam' by C. Cherfils. ISBN: 967-61-0898-7
http://www.shef.ac.uk/~ics/whatis/articles/napoleon.htm
3. Satanic Voices - Ancient and Modern by David M. Pidcock, (1992 ISBN: 1-81012-03-1), it states on page 61, that the then official French Newspaper, Le Moniteur, carried the accounts of his conversion to Islam, in 1798 C.E

Selasa, 09 Juni 2009

BM PAN Minta Soetrisno-Amien Akur


25-05-2009 11:32
Sumber : Seputar Indonesia

Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) meminta perbedaan persepsi politik antara Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir dan Ketua Majelis Pertimbangan dan PAN AMien Rais di akhiri, sebab, iunformasi mengenai perbedaan sikap terkait calon presiden tersebut meresahkan kader PAN di tingkat bawah.

Sikap BM PAN tersebut merupakan salah satu butir rekomendasi Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas) III yang berlangsung selama dua hari (23-25/5). Rekomendasi lainya, BM PAN menyatakan mendukung keputusan DPP PAN yang berkoalisi dengan Partai Demokrat untuk mencalonkan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pada pemilu presiden mendatang. Karena itu, BM PAN meminta DPP PAN bersikap tegas terhadap kader yang membanggakan terhadap keputusan tersebut.

Ketua Umum PP PM PAN Riski Shadiq, memyatakan, kesimpang siuran informasi adanya perpecahan antara Soetrisno dan Amien Rais teah mengelinding menjadi isu yang tak bertanggung jawab. Untuk itu, pihaknya mendesak DPP segera menggelar pertemuan berskala nasional untuk mengklarifikasi kesimpangsiuran informasi tersebut. Pihaknya juga membantah rencana kongres luar biasa untuk menggulingkan Soetrisno Bachir."Tak ada ke arah itu dan tidak ada pintunya. Sebab dalam AD/ART. kongres luar biasa di laksanakan selambat-lambatnya setahun sebelum pemilu. Ini sudah lewat,"tandas Riski kepada wartawan seusai penutupan Rapimnas III PAN di Jakarta kemarin.

Calon legislatif terpilih dari daerah pemilihan Jawa Timur VI ini menegaskan, dalam pertemuan berskala nasional nantinya semua pihak berkesempatan menyampaikan klarifikasi. Termasuk informasi dukungan Amien kepada pasangan Jusuf Kalla-Wiranto. Pihaknya juga berharap nantinya DPP PAN mengeluarkan petunjuk terkait sikap politik pribadi para kader.

Dalam kesempatan itu, Ketua MPP BM PAN Jawa Timur Agus Maimun menambahkan, rekomendasi rapimnas akan memberikan mandat kepada Ketua Umum BM PAN untuk melakukan konsolidasi guna memenangkan duet SBY-Boediono. Selain itu, BM PAN menyiapkan para kader untuk menempati posisi di kabinet jika pasangan SBY-Boediono terpilih. BM PAN dalam kapasitas kader, bukan memaksa untuk meminta jabatan. Jika ada kader BM PAN di percaya, ya alhamdulillah, jika tidak ada, ya nggak masalah,"ujarnya.

Kamis, 04 Juni 2009

Pembakangkangan?

Dalam beberapa hari belakangan suhu tubuh Partai Amanat Nasional menghangat. Sejak keputusan Rakernas Jogja diketuk, dan kemudian hasil dari Rakernas itu yang kemudian sedikit mengecewakan sebagain kader PAN seperti dalam kebingungan. Hasil Rakernas Yogyakarta yang hendak mengusung SBY sebagai presiden dalam Pilpres 2009 pada awalnya disambut hangat oleh seluruh kader partai karena adanya harapan untuk menempatkan salah satu tokoh PAN (Hatta Rajasa) sebagai cawapres. Hampir tidak ada media massa yang tidak mengunggulkan jago PAN ini karena memenuhi semua kriteria yang diharapkan oleh banyak pihak termasuk dari masyarakat umum seperti :
1. Profesional
2. Berasal dari luar jawa
3. Tokoh dari partai koalisi
4. Sudah terbiasa bekerjasama dengan SBY
Namun ternyata harapan tinggal harapan. SBY ternyata lebih memilih Boediono sebagai cawapresnya. Dan itupun tanpa melalui proses dialog dengan PAN sebagai partai mitra. Lantas koalisi macam apa ini? Ketika PAN menyampaikan kemarahannya (protes) atas keputusan tersebut, yang terjadi justru pencitraan negatif oleh media yang seolah-olah PAN gila kuasa.
Dipicu oleh hal tersebut, ternyata banyak kader PAN yang melampiaskan kemarahannya dengan memilih untuk mencabut dukungannya terhadap SBY. Sikap yang nampaknya menunjukkan ketidak kompakan sebuah instistusi dikarenakan DPP PAN belum (dan nampaknya tidak akan) mencabut dukungannya terhadap SBY.

Dalam Rakornas PAN di Jakarta, Ketua MPP PAN Bapak Amien Rais menegaskan kembali dukungan PAN terhadap SBY. Namun dalam kesempatan yang sama Pak Amien juga berkata bahwa tidak akan ada sanksi pemecatan bagi kader yang bergerak (mendukung) Capres/Cawapres lain. Sikap itu menunjukkan kedewasaan seorang Amien Rais setelah melihat perkembangan yang terjadi.
1. Pasangan SBY-Boediono adalah representasi ideologi yang selama ini dilawan oleh PAN (militerisme dan neoliberalisme)
2. Pencabutan dukungan dalam waktu semepet ini terhadap SBY jelas merupakan hal yang tidak mungkin karena diputuskan dalam Rakernas yang merupakan keputusan tertinggi partai setelah konggres.
Lantas apakah Pak Amien salah dalam mengambil sikap ketika meminta PAN mendukung SBY sejak awal. Sebagai seorang manusi a tentu saja beliau bisa salah. Tapi penjelasan logisnya adalah beliau tertipu oleh janji SBY untuk menempatkan Hatta Rajasa sebagai cawapresnya.
Karena sebab-sebab diataslah beberapa kader PAN Surakarta pada tanggal 29 Mei 2009 memutuskan bergabung dengan Mega – Pro (Pasangan Megawati – Prabowo). Kader yang nampak hadir adalah : Musich ST, Eriadi Dodi Prasetyo, Syaiful Syahri dan beberapa fungsionaris DPC dan DPRt termasuk ketua DPRt Kadipiro. Sikap ini diambil sebagai bentuk perlawan terhadap faham yang dianut oleh Capres incumbent dan juga sikap “merasa menang sebelum bertanding” pasangan SBY – Boediono (semua hasil survey menempatkan pasangan ini unggul jauh diatas pesaingnya)
Lantas kenapa Mega – Pro? Banyak pertanyaan itu ditujukan ke saya selaku yang hadir turut serta dalam acara tersebut. Banyak alasan yang melandasinya :
1. Pasangan ini sesuai dengan konsep ideologi PAN
2. Kesungguhan terutama dari PDIP Solo untuk bekerjasama dengan PAN membentuk koalisi di DPRD II Surakarta
Sikap ini dianggap sebagai bentuk perpecahan dari DPD PAN Surakarta. Tapi bagi mereka menanyakan ada tidaknya perpecahan di DPD PAN Surakarta, maka jawaban kami adalah: TIDAK!
Ini adalah bentuk pendewasaan politik bagi kader PAN ketika harus berbeda pendapat. Garansi 100% bahwa PAN tetap utuh sebagai sebuah institusi yang akan tumbuh lebih dewasa. Wallahu alam bishowab.

Rabu, 03 Juni 2009

PKS Mulai Khawatir SBY Kalah


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara terbuka mengakui adanya kekhawatiran atas elektabilitas SBY yang terus dikejar oleh dua kompetitornya, Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri. Wakil Sekjen DPP PKS Zulkieflimansyah mengatakan, berdasarkan survei internal, jarak persentase antara SBY dan dua kandidat lain cukup tipis.


"Kami (PKS) khawatir kalau SBY kalah karena untuk mendapatkan kemenangan tidak mudah. Kalau melihat survei terbaru, jarak ketiga-tiganya masih dekat. Selisih yang paling tinggi dengan yang paling rendah hanya 10 persen," ujar Zulkiefli pada sebuah diskusi, Senin (25/5) di Jakarta.

Berdasarkan survei tersebut, SBY masih berada pada posisi teratas. Selain itu, Zulkiefli kembali mengutarakan dilema yang dihadapi PKS untuk menjelaskan mengapa partainya berkoalisi dengan Demokrat. Alasan utama, melihat elektabilitas dan besarnya peluang SBY untuk menang.

"Dalam kaidah ekonomi, salah satu agama baru adalah hipotesis yang sudah teruji. Kita percaya bahwa berdasarkan survei, elektabilitas SBY masih lebih tinggi dari yang lain. Ya namanya ijtihad politik, bisa saja salah," ujarnya.

Bagaimana jika pasangan SBY-Boediono kalah? "Ya, PKS harus siap menjadi oposisi," kata Zukiefli.

Ternyata Bapak Boediono masih menjabat dewan gubernur di IMF


Di situs web IMF ini tertulis posisi Boediono di lembaga keuangan dunia ini adalah sebagai salah satu “governor” (gubernur) pada Board of Governors (Dewan Gubernur) IMF. Sedangkan governor alternate untuk Indonesia adalah Rahmat Waluyanto. Dewan Gubernur IMF berfungsi untuk menentukan kebijakan IMF. Lebih lanjut lagi, governor dan governor alternate dari tiap-tiap negara inilah yang menjalankan kebijakan-kebijakan IMF di tiap-tiap negara yang menjadi “sasaran kebijakan” IMF. Berikut adalah pengertian daripada governor dan governor alternate dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di situs web IMF itu sendiri yang terakhir di-update pada tanggal 21 Mei 2009 atau sekitar 6 hari setelah deklarasi SBY-Boediono di Bandung.

Wewenang dewan gubernur :

The Board of Governors, the highest decision-making body of the IMF, consists of one governor and one alternate governor for each member country. The governor is appointed by the member country and is usually the minister of finance or the governor of the central bank. All powers of the IMF are vested in the Board of Governors. The Board of Governors may delegate to the Executive Board all except certain reserved powers. The Board of Governors normally meets once a year.

jadi masih percaya beliau anti neoliberalisme?????

Link :

http://www.imf.org/external/np/sec/memdir/members.htm

Sabtu, 02 Agustus 2008

Terus berjuang atau berhenti?


Pemilu 2004 sungguh merupakan cobaan yang berat bagi kita. Setelah tampil apik sebagai debutan di 1999 kita mengalami degrasi di 2004. dari 7 % kemudian turun 6.5%. Disusul kemudian dengan layunya tokoh reformasi kita M. Amien Rais dalam pilpres 2004.
Disaat yang sama, di Solo terjadi dinamika politik ditubuh internal partai. Bermula dari konflik terpendam saat konvensi pemilihan cawali dan cawawali, disusul dengan musda II dan terakhir proses PAW yang tarik ulur berkepanjangan yang menyebabkan terpentalnya sejumlah kader partai. (apakan ini proses pembersihan dari anasir-anasir yang tidak sepaham atau malah penggembosan? Wallahu alam).
Ditingkat nasional muncul PMB (Partai Matahari Bangsa) yang saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kelahiran PMB tidak lebih dari ambisi sekelompok orang dengan mengatasnamankan Muhammadiyah untuk kepentingan sesaat. Lihatlah bentuk lambang partai, nama partai bahkan jenis huruf pada lambang PMB dimiripkan-miripkan dengan PAN. Kue PAN yang 6.5% itu ternyata cukup menggiurkan sehingga orang rela untuk mempertaruhkan sekian milliar rupiah untuk membuat partai baru. Yang membuat lebih miris lagi, nyaris secara terbuka Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, menyatakan dukungan kepada partai ini. (seorang teman pernah berprasangka bahwa PMB lahir dari rekayasa Din Syamsudin untuk melaju dalam pilpres 2009). Padahal banyak dari kita yang berharap bahwa Din Syamsudin akan menjadi patron baru bagi PAN sepeninggal Amien Rais.
Tantangan terberat kita tentu saja dari seluruh partai-partai kompentitor. Lihatlah PKS! Partai yang harus secara jujur bergerak lebih maju daripada kita. Peningkatan suara terus didapat dari pemilu ke pemilu.
Untuk itu satu pertanyaan kita dengan segala cobaan dan kondisi ini : Terus berjuang atau berhenti?

Rabu, 30 Juli 2008

Titik Balik sebuah Perubahan


Sejarah

Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.

PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1988 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, mantan Ketua umum Muhammadiyah, Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya.

Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN) ( Selengkapnya di Sejarah Partai Amanat Nasional )

PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa ( Selengkapnya di Platform Partai Amanat Nasional)

Pada Pemilu 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai calon presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini meraih hampir 15% suara nasional.

Kegiatan

Tanggal 5-7 Juli 1998, dilaksanakan Tanwir Muhammadiyah di Semarang yang dihadiri oleh seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta utusan dari tingkat Wilayah(provinsi). Dalam sidang komisi, mayoritas peserta menginginkan agar warga Muhammadiyah membangun partai yang baru. Namun dalam keputusan resmi dinyatakan, bahwa Muhammadiyah tidak akan pernah berubah menjadi parpol, juga tidak akan membidani lahirnya sebuah parpol. Tetapi warga Muhammadiyah diberi keleluasaan untuk terlibat dalam parpol sesuai dengan minat dan potensinya.

Tanggal 22 Juli, Amien Rais menghadiri pertemuan MARA di hotel Borobudur. Hadir dalam acara membahas situasi politik terahir ini, antara lain: Goenawan Mohammad, Fikri Jufri, Dawan Raharjo, Ratna Sarumpet, Zumrotin dan Ismet Hadad. Dari hasil diskusi dan evaluasi kinerja MARA, Goenawan kemudian menyimpulkan bahwa disepakati perlunya MARA memersiapkan pembentukan partai, disamping fungsinya semula sebagai gerakan moral. Tim kecil yang diharapkan akan membidani lahirnya sebuah parpol kemudian dibentuk.

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com